Langsung ke konten utama

Pemula yang Mau Belajar Investasi, Mending Jangan Beli Reksadana

Loh kok beda sama saran influencer atau finplanner? Jawabannya emangg.
Kenapa? Karena kalau kamu niatnya belajar, terus beli reksadana, dijamin kamu ga akan belajar apa-apa. Lha wong apa yang mau dipelajari? Namanya juga nitipin uang ke orang lain buat diinvestasikan lagi ke saham atau obligasi. Logikanya, kenapa ga langsung investasi sendiri. 

Kecuali kamu memang ga ada niat untuk belajar. Niatnya cuma pengen uangnya nambah. Kalau saran saya, mending deposito langsung atau beli ORI/sukuk. Kecuali uang kamu cuma puluhan atau ratusan ribu doang. Biasanya memang ga memenuhi syarat minimal untuk deposito. 

Tapi kalau cukup untuk beli ORI, mending langsung ORI aja daripada reksadana pasar uang. Kenapa? Karena kalau kamu beli RDPU ya ujung ujungnya bakal dibeliin obligasi juga. Dan ga enaknya kamu dipotong biaya beli dan jual reksadana. 

Untuk yang ga ada niat untuk belajar investasi, minimal belajar memahami kalau deposito itu yang dijamin ada batasan nominal dan bunganya berapa, ya wassalam. Siap siap ditipu sama oknum bank atau siapapun yang mengiming imingi investasi aman. 

Tidak ada yang aman dari risiko dalam investasi. Satu satunya cara adalah kamu belajar memahami instrumen investasi yang mau kamu masukin. Itupun harus yang legal dan logis.  Itu....

Semoga bermanfaat. Salam akal sehat


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Uang Bekerja Untuk Anda?

Di usia kepala 4 seperti saya saat ini, banyak teman teman saya yang sudah menduduki jabatan tinggi dan berpenghasilan besar. Gaji dua digit bahkan tiga digit per bulan bukan lagi hitungan jari. Penghasilan tadi lebih dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup orang pada umumnya.  Tapi, yang menarik ketika salah satu teman saya tanya, apakah happy dengan keadaan sekarang?. Sambil tertawa, dia merasa "terjebak" jawabnya. Setiap hari, dia terbangun tanpa gairah untuk bekerja, tidak menikmati waktunya, dan merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak pernah dia bayangkan. Dia tidak menikmati pekerjaannya, tetapi tidak berani mengambil risiko untuk mengejar mimpinya di bidang lain. Kenapa? Karena meninggalkan pekerjaan bergaji besar tentu saja berisiko tinggi. Situasi ini mungkin bukan hal yang asing bagi banyak dari kita. Banyak yang merasa seperti mengayuh sepeda di tengah hujan—tidak bisa berhenti, karena kalau berhenti, mereka akan jatuh. Menariknya, sebagian besar dari ...

Information Bias : Kesalahan Investor Pemula Yang Harus Dihindari

Sebagai investor, menghindari kesalahan sangat penting. Karena bikin salah sedikit saja di pasar modal, uang taruhannya. Kalau kata Lo Kheng Hong, "Tuhan Maha Pengampun, pasar modal tak kenal ampun".  Cuan yang kita dapatkan susah susah, bisa hilang gara gara satu kesalahan analisa. Dan salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor pemula adalah akibat information bias.  Apa itu Information Bias? Information bias sederhananya adalah kecenderungan pada informasi yang salah alias tidak sesuai fakta. Loh kok bisa? Namanya juga manusia tempatnya khilaf... hehe... Contoh : karena sudah terlanjur beli saham GOTO dan pede bakal naik, tiap hari cari info yang mendukung opini kamu kalau GOTO bakal naik. Ga peduli, kalau faktanya beda, kinerja keuangannya jeblok. Ini misalnya ya... no offense untuk GOTO hodler. Lebih parah lagi, kalau beli saham karena modal katanya si anu begini. Apalagi sekarang eranya medsos dimana banyak influencer yang "pompom" saham baik disengaja...

Kesabaran Multibagger, Kenapa Sulit Bagi Investor Pemula?

"pasar saham itu tempat transfer kekayaan dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar" - Warren Buffett Kita mendapatkan saham dengan harga diskon karena ada orang yang tidak sabar menjual saham tersebut di harga mahal. Sebaliknya kita bisa menjual di harga mahal karena ada orang yang tidak sabar membeli di harga yang wajar karena takut ketinggalan. Padahal semua investor tahu prinsip beli murah jual mahal. Tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Yang membedakan adalah KESABARAN. Kesabaran menunggu saham naik 10% jelas berbeda dengan kesabaran menunggu naik 100%, apalagi ratusan persen atau multibagger. Ketika terus naik semakin galau, dan akhirnya lepas. Padahal kita tahu harga wajarnya bisa 200% atau lebih.  Kenapa Sulit Sabar? Pertama , tidak tahu valuasi atau harga wajar saham. Ini biasanya investor yang hanya ikut ikutan. Ini yang paling basic. Kedua , tahu valuasinya tapi tidak yakin dengan analisa sendiri. Ini biasanya karena faktor jam terbang, atau merasa a...