Langsung ke konten utama

Information Bias : Kesalahan Investor Pemula Yang Harus Dihindari


Sebagai investor, menghindari kesalahan sangat penting. Karena bikin salah sedikit saja di pasar modal, uang taruhannya. Kalau kata Lo Kheng Hong, "Tuhan Maha Pengampun, pasar modal tak kenal ampun". 

Cuan yang kita dapatkan susah susah, bisa hilang gara gara satu kesalahan analisa. Dan salah satu kesalahan yang sering dilakukan investor pemula adalah akibat information bias. 

Apa itu Information Bias?

Information bias sederhananya adalah kecenderungan pada informasi yang salah alias tidak sesuai fakta. Loh kok bisa? Namanya juga manusia tempatnya khilaf... hehe...

Contoh : karena sudah terlanjur beli saham GOTO dan pede bakal naik, tiap hari cari info yang mendukung opini kamu kalau GOTO bakal naik. Ga peduli, kalau faktanya beda, kinerja keuangannya jeblok. Ini misalnya ya... no offense untuk GOTO hodler.

Lebih parah lagi, kalau beli saham karena modal katanya si anu begini. Apalagi sekarang eranya medsos dimana banyak influencer yang "pompom" saham baik disengaja maupun tidak disengaja. Jadi memang godaan untuk bias informasi makin berat.

Ini lumrah terjadi karena faktor psikologi manusia, dimana ada ego, ada simplifikasi, generalisasi, suka ikut ikutan dan lain- lain. Nah bias ini jenisnya macam macam.

1. Confirmation bias: kecenderungan untuk mencari informasi yang mendukung keyakinan atau pandangan yang telah dimiliki sebelumnya, dan mengabaikan informasi yang bertentangan dengan pandangan tersebut.

2. Anchoring bias: terlalu mengandalkan informasi awal yang diterima dan mengabaikan informasi baru yang muncul.

3. Availability bias: mempercayai informasi yang mudah diingat dan tersedia, dan mengabaikan informasi yang sulit diingat atau tidak tersedia.

4. Overconfidence bias: kecenderungan untuk meremehkan risiko dan merasa terlalu percaya diri dalam mengambil keputusan investasi.

Terbayang kita ambil keputusan buy saham dengan informasi yang salah. Terus bagaimana tips investasi saham supaya terhindar dari bias ini? Ini yang biasa saya lakukan. 

Cara menghindari information bias dalam investasi

1. Gunakan informasi dari sumber resmi dan update rutin.

Simpelnya, gunakan informasi dari BEI (www.idx.co.id) langsung. Kalau misalkan lihat data dari tangan ke dua misal stockbit, RTI dll, cek ulang dengan laporan yang ada di website BEI. 

Kalau ada berita atau rumor, cek ulang di bagian Keterbukaan Informasi di website BEI. Bahkan kadang media massa juga sering kasih informasi yang sifatnya masih rumor. So, jangan mudah percaya. Ini yang dilakukan Lo Kheng Hong tiap hari. 

2. Fokus pada risiko.

Jangan mikir potensi keuntungan, ga peduli risiko. Warren Buffett pernah pegang saham perusahaan semikonduktor di Taiwan hanya dalam beberapa bulan karena takut risiko geopolitik (isu china vs taiwan). 

Memang terkesan counter intuitif dengan mindset bahwa kita harus confidence dengan tesis investasi kita. Tapi kita juga harus berani mengakui kesalahan ketika fakta baru muncul atau ada yang kita lewatkan. Jadi fokus terus pada risiko yang mungkin terjadi. Tapi bukan berarti kita reaktif setiap ada berita baru muncul.

3. Jangan ambil keputusan saat emosi

Hindari beli atau jual saham tanpa rencana di awal. Biasanya ini kejadian karena keseringan buka aplikasi online trading saham. Saya juga kadang masih "tergoda" gara gara ini... hehe... inilah pentingnya buat analisa dan rencana investasi di awal. 

Jangan pakai perasaan kalau milih saham, apalagi sampai jatuh cinta sama saham tertentu. Bahaya kalau kata Agnez Mo. Katanya (sambil nyanyi), "cinta ini... kadang kadang tak ada logika..." begitulah pesan beliau. Hehe

Kesimpulan

Informasi itu sangat vital untuk mengambil keputusan investasi. 

Jadi, pastikan dalam memperoleh dan menggunakan informasi dilakukan dengan benar....  dan pakai logika, bukan perasaan. 

Semoga bermanfaat 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudahkah Uang Bekerja Untuk Anda?

Di usia kepala 4 seperti saya saat ini, banyak teman teman saya yang sudah menduduki jabatan tinggi dan berpenghasilan besar. Gaji dua digit bahkan tiga digit per bulan bukan lagi hitungan jari. Penghasilan tadi lebih dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhan hidup orang pada umumnya.  Tapi, yang menarik ketika salah satu teman saya tanya, apakah happy dengan keadaan sekarang?. Sambil tertawa, dia merasa "terjebak" jawabnya. Setiap hari, dia terbangun tanpa gairah untuk bekerja, tidak menikmati waktunya, dan merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak pernah dia bayangkan. Dia tidak menikmati pekerjaannya, tetapi tidak berani mengambil risiko untuk mengejar mimpinya di bidang lain. Kenapa? Karena meninggalkan pekerjaan bergaji besar tentu saja berisiko tinggi. Situasi ini mungkin bukan hal yang asing bagi banyak dari kita. Banyak yang merasa seperti mengayuh sepeda di tengah hujan—tidak bisa berhenti, karena kalau berhenti, mereka akan jatuh. Menariknya, sebagian besar dari ...

Kesabaran Multibagger, Kenapa Sulit Bagi Investor Pemula?

"pasar saham itu tempat transfer kekayaan dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar" - Warren Buffett Kita mendapatkan saham dengan harga diskon karena ada orang yang tidak sabar menjual saham tersebut di harga mahal. Sebaliknya kita bisa menjual di harga mahal karena ada orang yang tidak sabar membeli di harga yang wajar karena takut ketinggalan. Padahal semua investor tahu prinsip beli murah jual mahal. Tapi tidak semua orang bisa melakukannya. Yang membedakan adalah KESABARAN. Kesabaran menunggu saham naik 10% jelas berbeda dengan kesabaran menunggu naik 100%, apalagi ratusan persen atau multibagger. Ketika terus naik semakin galau, dan akhirnya lepas. Padahal kita tahu harga wajarnya bisa 200% atau lebih.  Kenapa Sulit Sabar? Pertama , tidak tahu valuasi atau harga wajar saham. Ini biasanya investor yang hanya ikut ikutan. Ini yang paling basic. Kedua , tahu valuasinya tapi tidak yakin dengan analisa sendiri. Ini biasanya karena faktor jam terbang, atau merasa a...